1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan anak didik dalam mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien.[1] Sedangkan Pendidikan Islam menurut para tokoh ialah sebagai berikut :
Pertama, menurut
Ahmadi mendefinisikan Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk
memelihara fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya
menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) yang sesuai dengan
norma Islam. Kedua, menurut Syekh Musthafa Al-Ghulayani memaknai
pendidikan adalah menanamkan akhlak mulia dalam jiwa murid serta
menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi kecenderungan
jiwa yang membuahkan keutamaan kebaikan serta cinta belajar yang
berguna bagi tanah air.
Dalam
definisi diatas terlihat jelas bahwa pendidikan Islam itu membimbing
anak didik dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani menuju
terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang
didasarkan pada hukum-hukum islam.[2]
2. Dasar-dasar Pendidikan Islam
Menurut Samsul Nizar membagi dasar pendidikan islam menjadi tiga sumber, yaitu sebagai berikut :
a. Al Qur’an
Al
Qur’an adalah kalam Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
dalam bahasa arab guna menjalankan jalan hidup yang membawa
kemaslahatan bagi umat manusia (rahmatan lil ‘alamin), baik di dunia
maupun di akhirat.
Al Qur’an sebagai petunjuk ( Hudan ) ditunjukkan dalam firmanNya :
ان هذا القرأن يهدى للتى هي أقوم ويبشر المؤمنين الذين يعملون الصلحت أن لهم أجرا كبيرا
Artinya :
Sesungguhnya
Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (Al Israa’ ayat 9)
Pelaksanaan
pendidikan islam harus senantiasa mengacu pada sumber yang termuat
dalam Al Qur’an. Dengan berpegang pada nilai-nilai tertentu dalam Al
Qur’an – teruatama dalam pelaksanaan pendidikan islam – umat islam akan
mampu mengarahkan dan mengantarkan umat manusia menjadi kreatif dan
dinamis serta mampu mencapai esensi nilai-nilai ubudiyah kepada khaliknya.[3]
b. Sunnah
Keberadaan
Sunnah Nabi tidak lain adalah sebagai penjelas dan penguat hukum-hukum
yang ada didalam Al Qur’an, sekaligus sebagai pedoman bagi kemaslahatan
hidup manusia dalam semua aspeknya. Eksistensinya merupakan sumber
inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan Nabi
dari pesan-pesan illahiyah yang tidak terdapat didalam Al Qur’an,
maupun yang terdapat didalam Al Qur’an tetapi masih memerlukan
penjelasan lebih lanjut secara terperinci.[4]
c. Ijtihad
Pentingnya
Ijtihad tidak lepas dari kenyataan bahwa pendidikan Islam di satu sisi
dituntut agar senantiasa sesuai dengan dinamika zaman dan IPTEK yang
berkembang dengan cepat. Sementara disisi lain, dituntut agar tetap
mempertahankan kekhasannya sebagai sebuah sistem pendidikan yang
berpijak pada nilai-nilai agama. Ini merupakan masalah yang senantiasa
menuntut Mujtahid Muslim di bidang pendidikan untuk selalu berijtihad
sehingga teori pendidikan islam senantiasa relevan dengan tuntutan zaman
dan kemajuan IPTEK.[5]
3. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut
Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan islam menurut Al Qur’an
meliputi (1) menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia diantara
makhluk Allah lainnya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini, (2)
menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya
dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. (3) menjelaskan hubungan manusia
dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara
memakmurkan alam semesta, (4) menjelaskan hubungannya dengan Kholik
sebagai pencipta alam semesta.[6]
4. Hakikat Globalisasi
Globalisasi secara harfiah berasal dari kata global yang
berarti sedunia atau sejagat. Menurut A. Qodry Azizi, menyebut bahwa
era globalisasi berarti terjadinya pertemuan dan gesekan nilai-nilai
budaya dan agama diseluruh dunia yang memanfaatkan jasa komunikasi,
transformasi, dan informasi yang merupakan hasil modernisasi di bidang
teknologi.
Proses
global ini pada hakikatnya bukan sekedar banjir barang, melainkan akan
melibatkan aspek yang lebih luas, mulai dari keuangan, pemilikan modal,
pasar, teknologi, daya hidup, bentuk pemerintahan, sampai kepada
bentuk-bentuk kesadaran manusia
Posting Komentar